Hasil Kontes Ayam Pelung Bunikasih Cup Ke III Cianjur
Senin, 20 Mei 2013 | 0 komentar
Juara Kategori Suara ;
1. GEMPAR - H. UGUD - GARUT
2. SURYA PRIMA - JUJUM - SUKABUMI
3. GENJLONG - H. IYUS - SUKABUMI
4. LUBANG - CINTAMI - TANGERANG
5. BAROKAH - CINTAMI - TANGERANG
6. MAMBA - ATOK - SERANG
7. LANGGENG - H. SOLIHIN - CIANJUR
8. NANDA PRABU - PIYAN - CIANJUR
9. JUPITER - BAMBANG - SUKABUMI
10. KRISNA - H. MUMUH - BANDUNG
11. TRANSFORMER - H. SOPIAN - BANDUNG
12. RANGGA - H. SARIF - GARUT
13. GEMOL - H. BEBEN - BANDUNG
14. BANDIT - Dendy Dich - CIANJUR
15. WISNU - FERDI - SUKABUMI
Cacingan
Jumat, 10 Mei 2013 | 0 komentar
Cacingan
Worm Disease
Cacingan pada ayam dapat disebabkan oleh:
- Ascaridia galli
Infeksi cacing ini terutama menyerang ayam usia 3-4 bulan. Spesimen
dari parasit ini kadang-kadang ditemukan dalam telur. Cacing ini
berpindah tempat dari usus ke oviduct dan dapat masuk ke dalam telur
pada saat pembentukan telur tersebut. Cacing dewasa mudah dilihat dengan
mata telanjang karena panjang cacing dewasa mencapai ½ hingga 3 inchi.
Riwayat hidup cacing ini sangat simple. Cacing betina akan meletakan
telurnya di usus unggas yang terinfeksi dan akan ikut dikeluarkan
bersama tinja. Embrio akan terus berkembang dalam telur tersebut
meskipun tidak akan langsung menetas. Larva dalam telur mencapai stadium
infektif dalam 2-3 minggu. Telur yang mengandung embryo ini sangat
tahan banting bahkan dalam kondisi laboratorium dapat bertahan hingga 2
tahun, sedangkan dalam keadaan biasa akan tetap bertahan hingga 1 tahun
bahkan lebih. Hal yang penting di sini adalah desinfektan yang digunakan
pada peternakan tidak dapat membunuh/ merusak telur. Unggas akan
terinfeksi jika memakan telur cacing ini.
Unggas yang terinfeksi
oleh cacing ini akan terlihat lesu, diare dan kurus. Kerusakan utama
yang ditimbulkan adalah penurunan efisiensi pakan, namun kematian hanya
timbul pada infeksi yang sangat berat.
Pencegahan dapat dilakukan
dengan melakukan sanitasi kandang dengan baik dan pemisahan ayam
berdasarkan umur. Bersihkan kandang sebersih mungkin jika kandang akan
digunakan untuk populasi ayam yang baru.Sedangkan obat yang digunakan
adalah preparat piperazine yang hanya dapat memutus rantai penularan
dengan membunuh cacing dewasa. Preparat yang biasa kami gunakan dan kami
berikan tiap 4 minggu adalah Piperavaks produksi dari Vaksindo.
Pemberian obat ini cukup dicampurkan pada air minum.
- Heterakis gallinae
Parasit ini tidak menimbulkan akibat yang serius pada kesehatan ayam.
Minimal tidak menimbulkan gejala atau patologi yang signifikan. Cara
penularan cacing ini sama dengan Ascaris. Namun telur yang mengandung
larva akan infektif dalam 2 minggu. Dalam cuaca yang dingin akan
membutuhkan waktu yang lebih panjang. Parasit ini dapat dibasmi dengan
fenbendazole.
- Capillaria annulata atau Capllaria contorta
Cacing ini sering ditemukan pada esophagus dan tembolok. Parasit ini
menyebabkan penipisan dan inflamasi pada mukosa. Pada system
gastrointestinal bagian bawah, dapat ditemukan beberapa spesies parasit
tetapi biasanya adalah Capillaria obsignata.
Berbeda dengan cacing
yang lain, pembentukan embryo memakan waktu 6-8 hari dan akan sangat
infeksius untuk peternakan. Kerusakan terparah akan terjadi pada 2
minggu setelah infeksi. Parasit ini akan menimbulkan inflamasi berat dan
kadang-kadang terjadi perdarahan. Erosi pada usus akan menyebabkan
kematian. Problem yang sering ditimbulkan oleh parasit ini adalah
penurunan pertumbuhan, penurunan produksi dan fertilitas.
Sanitasi
yang baik merupakan kunci pencegahan yang utama. Pemberian vitamin A
dapat memberikan nilai tambah. Parasit ini dapat dibasmi dengan
menggunakan fenbendazole atau leviamisole.
Secara umum, seorang penulis menggambarkan gejala penyakit cacingan pada ayam adalah sbb:
- tubuh ayam menjadi kurus
- nafsu makan berkurang
- sayap kusam dan terkulai
- kotoran encer, berlendir berwarna keputihan dan kadang berdarah
- pertumbuhan lamban
Penanggulangan yang dapat dilakukan secara umum adalah:
- sanitasi kandang dengan desinfektan
- pemberian Caricid pada umur 4-6 minggu dengan dosis 30 ml/3 liter
air untuk 100 ekor ayam. Umur lebih dari 6 minggu diberi dosis 6 ml/10 L
air untuk 100 ekor ayam
- campurkan premix 2.4% ke dalam makanan dengan dosis 2.5 kg/kg pakan diberikan selama 5-6 hari
Marek (Visceral Leukosis)
| 0 komentar
Marek (Visceral Leukosis)
Disebabkan oleh virus tipe DNA yang tergolong herpes tipe B. Marek
diidentikan dengan penyakit anak ayam, meskipun demikian penyakit ini
juga dapat menginfeksi ayam yang lebih tua. Anak ayam terserang adalah
kelompok umur 3-10 minggu. Umur 8-9 minggu merupakan umur yang paling
rawan. Penularan dapat terjadi secara kontak langsung, kotoran ayam,
debu dan peralatan kandang.
Marek dapat menimbulkan beberapa variasi gejala klinis, antara lain:
- Marek tipe visceral
Ditandai dengan lesi pada gonad, hati, limpa, ginjal dan kadang-kadang
pada jantung, paru dan otot. Penyakit ini biasanya akut, rupanya unggas
yang sehat akan mengalami kematian secara cepat dengan tumor internal
yang masif.
- Marek tipe neural
Ditandai dengan
kelumpuhan yang progresif pada sayap, kaki dan leher. Penurunan berat
badan, anemia, kesulitan bernapas dan diare merupakan gejala yang sering
ditemukan .
- Ocular leucosis atau “gray eye”
Morbiditas dan mortalitas biasanya sangat kecil tetapi disebutkan
mendekati 25%. Gejalanya dikarakteristikan dengan spotty depigmentation
atau diffuse graying pada iris mata. Pupil mata berbentuk irregular dan
gagal bereaksi terhadap cahaya. Diare berat dan kematian.
- Skin leukosis
Pembesaran folikel bulu karena akumulasi limfosit.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan vaksinasi pada DOC berumur
1 hari dengan vaksin Cryomarex HVT atau Cryomarex Rispens.Ayam yang
terinfesi sebaiknya dimusnahkan agar tidak menularkan ke ayam yang
sehat.
Berak Darah/ Koksidiosis
| 0 komentar
Berak Darah/ Koksidiosis
Berak darah atau sering disebut dengan koksidiosis disebabkan oleh
protozoa dari genus Eimeria. Penularan penyakit ini dapat melalui kontak
secara langsung maupun tidak langsung seperti kontak dengan droplet
dari unggas yang terinfeksi. Pada saat unggas memakan koksidia,
organisme ini akan menginvasi usus dan mengakibatkan kerusakan dan
kemudian mulai berkembang biak. Beberapa minggu setelah terjadinya
infeksi, koksidia akan berubah menjadi oocyst. Oocyst masih belum cukup
matur, meskipun oocyst terdapat pada droplet, oocyst ini tidak dapat
menginfeksi unggas lain kecuali ia berkembang (sporulasi) menjadi
bentuk yang lebih matang di litter. Bentuk inilah yang dapat menyebabkan
infeksi pada unggas. Berat tidaknya penyakit ini tergantung dari jumlah
protozoa yang termakan. Di dalam peternakan, penyakit ini sangat mudah
ditularkan melalui alas kaki, baju, burung liar, peralatan, tempat
pakan, serangga atau rodent.
Gejala yang timbul pada penyakit ini adalah sbb:
- kotoran lembek cenderung cair dan berwarna coklat kehitaman kerena mengandung darah
- pertumbuhan terhambat
- napsu makan menurun
- pada pembedahan ayam yang mengalami kematian akibat penyakit ini
akan ditemukan pada usus besarnya akan bengkak berisi darah.
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara memberikan vaksinasi pada ayam
pada usia 4 hari. Biasanya kami akan memberikan vaksinasi ini dengan
melakukan penyemprotan pada pakan. Selain itu harus dilakukan sanitasi
yang baik pada kandang DOC. Pilihlah pakan yang sudah mengandung
koksidiostat ( preparat pembunuh protozoa Eimeria).
Avian Pox
| 0 komentar
Avian Pox
Avian pox mempunyai daya sebar yang relatif lambat. Avian pox
disebabkan oleh minimal 3 strain atau tipe yaitu: fowl pox virus (virus
cacar pada unggas), pigeon pox virus (virus cacar pada burung dara) dan
canary pox virus (virus cacar pada burung kenari). Biasanya cacar yang
terjadi pada ayam disebabkan oleh fowl pox virus. Virus ini dapat
ditularkan secara langsung maupun tidak langsung. Virus ini sangat
resisten pada keropeng yang kering dan dalam beberapa kondisi dapat
hidup hingga beberapa bulan. Virus ini dapat ditransmisikan melalui
beberapa spesies nyamuk. Nyamuk ini akan membawa virus yang infeksius
ini setelah nyamuk tersebut menggigit unggas yang terinfeksi.
Meskipun fowl pox penyebarannya relatif lambat, kawanan unggas ini dapat
berpengaruh selama beberapa bulan. Perjalanan penyakit ini memerlukan
waktu sekitar 3-5 minggu.
Gejala yang didapatkan pada penyakit ini adalah:
- pertumbuhan yang lambat pada unggas muda
- telur menurun pada periode layer
- kesulitan bernapas dan makan
- dry pox, dimulai dari “small whitish foci” dan kemudian
berkembang menjadi “wart-like nodules”. Nodule tersebut kemudian akan
mengelupas dalam proses penyembuhan. Lesi ini biasanya terlihat pada
bagian tubuh yang tidak berbulu seperti lubang telinga, mata , jengger,
pial dan kadang-kadang ditemukan di kaki.
- wet pox diasosiasikan dengan cavitas oral dan traktus respiratorius bagian atas, terutama pada laryng dan trakea.
Langkah pencegahan yang utama adalah memberikan vaksinasi pada ayam.
Pemberian vaksinasi dilakukan dengan melakukan penusukan pada sayap
dengan jarum khusus.
Bronchitis
| 0 komentar
Bronchitis
Infectious Bronchitis
Penyakit ini disebabkan oleh Corona virus yang menyerang system
pernapsan. Pada ayam dewasa penyakit ini tidak menyebabkan kematian,
tetapi pada ayam berumur kurang dari 6 minggu dapat menyebabkan
kematian. Informasi yang lain menyebutkan bahwa ayam yang terserang
penyakit ini dan berumur di bawah 3 minggu, kematian dapat mencapai
30-40%. Penularan dapat terjadi melalui udara, peralatan, pakaian. Virus
akan hidup selama kurang 1 minggu jika tidak terdapat ternak pada area
tersebut. Virus ini mudah mati karena panas atau desinfektan.
Gejala penyakit IB ini sangat sulit untuk dibedakan dengan penyakit
respiratory lainnya. Secara umum gambaran penyakit tersebut adalah:
- batuk
- bersin
- rattling
- susah bernapas
- keluar lendir dari hidung
- terengah-engah
- napsu makan menurun
- gangguan pertumbuhan
- pada periode layer akan didapatkan produksi telur yang sangat
turun hingga mendekati zero dalam beberapa hari, butuh waktu sekitar 4
minggu agar ayam kembali berproduksi, bahkan beberapa diantaranya tidak
akan kembali ke normal. Telur yang dihasilkan akan berukuran kecil,
cangkang telur lunak, bentuk telur menjadi irregular.
Sanitasi
merupakan factor pemutus rantai penularan penyakit karena virus
tersebut sangat rentan terhadap desinfektan dan panas. Pencegahan lain
yang sangat umum dilakukan adalah dengan memberikan vaksinasi secara
teratur.
Gumoro
| 0 komentar
Gumoro
Infectious Bursal Disease
Penyakit ini menyerang kekebalan tubuh ayam, terutama bagian fibrikus
dan thymus. Kedua bagian ini merupakan pertahanan tubuh ayam. Pada
kerusakan yang parah, antibody ayam tersebut tidak terbentuk. Karena
menyerang system kekebalan tubuh, maka penyakit ini sering disebut
sebagai AIDSnya ayam. Ayam yang terkena akan menampakan gejala seperti
gangguan saraf, merejan, diare, tubuh gemetar, bulu di sekitar anus
kotor dan lengket serta diakhiri dengan kematian ayam.
Virus yang
menyebabkan penyakit ini adalah virus dari genus Avibirnavirus. Di dalam
tubuh ayam, virus ini dapat hidup hingga lebih dari 3 bulan, kemudian
akan berkembang menjadi infeksius. Gumoro memang tidak menyebabkan
kematian secara langsung pada ayam, tetapi infeski sekunder yang
mengikutinya akan menyebabkan kematian dengan cepat karena kekebalan
tubuhnya tidak bekerja.
Seorang penulis menyebutkan bahwa gumoro menyerang anak ayam pada usia 2 – 14 minggu dengan gejala awal sbb:
- napsu makan berkurang
- ayam tampak lesu dan mengantuk
- bulu tampak kusam dan biasanya disertai dengan diare berlendir yang mengotori bulu pantat
- peradangan di sekitar dubur dan kloaka.biasanya ayam akan mematoki duburnya sendiri.
- jika tidur, paruhnya menempel di lantai dan keseimbangan tubuhnya terganggu.
Sedangkan penulis yang berbeda menyebutkan gejala gumoro adalah sbb:
- diare berlendir
- nafsu makan turun
- gemetar dan sukar berdiri
- bulu di sekitar anus kotor
- ayam suka mematuk di sekitar kloaka
Penulis yang lain menyebutkan bahwa gumoro dapat dibagi 2 yaitu gumoro
klinik dan sub klinik. Gumoro klinik menyerang anak ayam berumur 3-7
minggu. Pada fase ini serangan terhadap kekebalan tubuh ayam tersebut
hanya bersifat sementara antara 2-3 minggu. Gumoro subklinik menyerang
anak ayam berumur 0-3 minggu. Penyakit ini paling menakutkan karena
kekebalan tubuh ayam dapat hilang secara permanen, sehingga ayam dengan
mudah terserang infeksi sekunder.
Gumoro menyebar melalui kontak
langsung, air minum, pakan, alat-alat yang sudah tercemar virus dan
udara. Yang sangat menarik adalah gumoro tidak menular dengan
perantaraan telur dan ayam sudah sembuh tidak menjadi “carrier”. Upaya
penanggulangan gumoro ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
vaksinasi, menjaga kebersihan lingkungan kandang.
Tetelo
| 0 komentar
Tetelo
Newcastle Disease (ND)
Sampar Ayam
Pes Cekak
ND merupakan infeksi viral yang menyebabkan gangguan pada saraf
pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramyxo dan biasanya
dikualifikasikan menjadi:
a. Strain yang sangat berbahaya
atau disebut dengan Viscerotropic Velogenic Newcastle Disease (VVND)
atau tipe Velogenik, tipe ini menyebabkan kematian yang luar biasa
bahkan hingga 100%.
b. Tipe yang lebih ringan disebut degan
“Mesogenic”. Kematian pada anak ayam mencapai 10% tetapi ayam dewasa
jarang mengalami kematian. Pada tingkat ini ayam akan menampakangejala
seperti gangguan pernapasan dan saraf.
c. Tipe lemah
(lentogenik) merupakan stadium yang hampir tidak menyebabkan kematian.
Hanya saja dapat menyebabkan produktivitas telur menjadi turun dan
kualitas kulit telur menjadi jelek. Gejala yang tampak tidak terlalu
nyata hanya terdapat sedikit gangguan pernapasan.
ND sangat
menular, biasanya dalam 3-4 hari seluruh ternak akan terinfeksi. Virus
ini ditularkan melalui sepatu, peralatan, baju dan burung liar.
Pada
tahap yang mengenai pernapasan maka virus akan ditularkan melalui
udara. Meskipun demikian pada penularan melalui udara, virus ini tidak
mempunyai jangkauan yang luas. Unggas yang dinyatakan sembuh dari ND
tidak akan dinyatakan sebagai “carrier” dan biasanya virus tidak akan
bertahan lebih dari 30 hari pada lokasi pemaparan.
Gejala yang nampak pada ayam yang terkena penyakit ini adalah sebagai berikut:
- excessive mucous di trakea
- gangguan pernapasan dimulai dengan megaop-megap, batuk, bersin dan ngorok waktu bernapas
- ayam tampak lesu
- napsu makan menurun
- produksi telur menurun
- mencret, kotoran encer agak kehijauan bahkan dapat berdarah
- jengger dan kepala kebiruan, kornea menjadi keruh, sayap turun,
otot tubuh gemetar, kelumpuhan hingga gangguan saraf yang dapat
menyebabkan kejang-kejang dan leher terpuntir.
Penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
- ayam yang tertular harus dimusnahkan.
- vaksinasi harus dilakukan untuk memperoleh kekebalan. Jenis
vaksin yang kami gunakan adalah ND Lasota yang kami beli dari PT. SHS.
Vaksinasi ND yang pertama, kami lakukan dengan cara pemberian melalui
tetes mata pada hari ke 2. Untuk berikutnya pemberian vaksin kami
lakukan dengan cara suntikan di intramuskuler otot dada.
- untuk
memudahkan untuk mengingat mengenai waktu pemberian vaksin, seorang
penulis menyarankan agar memberikan vaksin ini dengan pola 444.
maksudnya vaksin ND diberikan pada ayam yang berumur 4 hari, 4 minggu, 4
bulan dan seterusnya dilakukan 4 bulan sekali. Namun kami mempunyai
sedikit perbedaan dengan jadwal pola 444.(lihat jadwal pemberian vaksin
modifikasi kami)
Pencegahan yang harus dilakukan oleh para peternak mengingat penyakit ini sangat infeksius adalah sebagai berikut:
- memelihara kebersihan kandang dan sekitarnya. Kandang harus mendapat sinar matahari yang cukup dan ventilasi yang baik.
- memisahkan ayam lain yang dicurigai dapat menularkan penyakit ini.
- memberikan ransum jamu yang baik.
Colibacillosis
| 0 komentar
Colibacillosis
Penyebab penyakit ini adalah Escherichia coli. Problem yang ditimbulkan
dapat infeksi akut berat dengan kematian yang tiba-tiba dan angka
kematian yang tinggi hingga infeksi ringan dengan angka kesakitan dan
kematian yang rendah.infeksi dapat terjadi pada saluran pernapasan,
septicemia atau enteritis karena infeksi pada gastrointestinal. Penyakit
ini dapat berdiri sendiri atau diikuti oleh infeksi sekunder. Infeksi
sekunder yang menyertai penyakit ini adalah Mycoplasma gallisepticum.
Semua umur dapat terkena penyakit ini, namun yang paling banyak adalah
ayam usia muda.
Gejala yang ditimbulkan pada penyakit ini disebabkan
oleh toksin yang dikeluarkan oleh bakteri akibat pertumbuhan dan
multiplikasi. Invasi primer terjadi pada system pernapasan dan system
gastrointestinal. Omphalitis atau infeksi pada anak ayam terjadi karena
penutupan tali pusat yang kurang baik atau karena invasi bakteri melalui
cangkang telur pada saat inkubasi.
Berikut ini gejala yang timbul pada penyakit ini adalah:
- napsu makan menurun
- ayam lesu dan tidak bergairah
- bulu kasar
- sesak napas
- kotoran banyak menempel di anus
- diare
- batuk
Pada septicemia akut dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba.
Pada pembedahan akan didapatkan:
- dehydrasi
- bengkak dan kongesti pada hati, limpa dan ginjal
- perdarahan pinpoint pada organ viscera
- eksudat fibrinous pada kantung udara, kantung jantung dan permukaan jantung, hati dan paru (sangat karakteristik)
- usus menipis dan inflamasi serta mengandung mucous dan area perdarahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga sanitasi kandang seperti
menjaga ventilasi udara, litter yang terjaga kebersihannya, secara
teratur melakukan desinfeksi terhadap peralatan dan fasilitas lainnya.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga kualitas pakan dan air
minum, kepadatan kandang harus diperhatikan, penanganan mesin penetas
telur dan menjauhkan ayam dari stress yang dapat menurunkan daya tahan
tubuh.
Pengobatan Colibasillosis dapat dilakukan dengan obat-obat
sulfa, neomisin, streptomisin dan tetrasiklin. Meskipun demikian,
menurut info yang lain dikatakan pengobatan penyakit ini cenderung susah
dan tidak menentu.
Kolera
| 0 komentar
Kolera
Penyebab penyakit ini adalah bakteri Pasteurella gallinarum atau
Pasteurella multocida. Biasanya menyerang ayam pada usia 12 minggu.
Penyakit ini menyerang ayam petelur dan pedaging. Serangan penyakit ini
bisa bersifat akut atau kronis. Ayam yang terserang kolera akan
mengalami penurunan produktivitas bahkan mati. Bakteri ini menyerang
pernapasan dan pencernaan.
Kolera dapat ditularkan melalui kontak
langsung, pakan, minuman, peralatan, manusia, tanah maupun hewan lain.
Pada serangan akut, kematian dapat terjadi secara tiba-tiba.
Sedangkan pada serangan kronis didapatkan gejala sbb:
- napsu makan berkurang
- sesak napas
- mencret
- kotoran berwarna kuning, coklat atau hijau berlendir dan berbau busuk
- jengger dan pial bengkak serta kepala berwarna kebiruan
- ayam suka menggeleng-gelengkan kepala
- persendian kaki dan sayap bengkak disertai kelumpuhan
- lesi yang didapatkan pada unggas yang mengalami kematian pada kolera akut antara lain adalah :
+ perdarahan pintpoint pada membran mukosa dan serosa dan atau pada lemak abdominal
+ inflamasi pada 1/3 atas usus kecil
+ gambaran “parboiled” pada hati
+ pembesaran dan pembengkakan limpa
+ didapatkan material berbentuk cream atau solid pada persendian
Diagnosis secara tentative dapat didirikan atas riwayat unggas, gejala
dan lesi postmortem. Sedangkan diagnosis definitive didapatkan pada
isolasi dan identifikasi organisme ini.
Tindakan pencegahan sangat
penting dilakukan antara lain dengan menjaga agar litter tetap kering,
mengurangi kepadatan kandang, menjaga kebersihan peralatan kandang dan
memberikan vitamin dan pakan yang cukup agar stamina ayam tetap terjaga.
Pengobatan kolera dapat dilakukan dengan menggunakan preparat sulfat atau antibiotik seperti noxal, ampisol atau inequil.
Chronic Respiratory Disease (CRD)
atau ngorok
atau Air Sac
atau Sinusitis
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycoplasma galisepticum. Biasanya
menyerang ayam pada usia 4-9 minggu. Penuluaran terjadi melalui kontak
langsung, peralatan kandang, tempat makan dan minum, manusia, telur
tetas atau DOC yang terinfeksi.
Seorang penulis menyebutkan bahwa gejala CRD ini mirip dengan Snot atau Coryza yaitu:
- batuk-batuk
- napas berbunti atau ngorok
- keluar cairan dari lubang hidung
- nafsu makan turun
- produksi telur turun
- ayam suka menggeleng-gelengkan kepalanya
Sedangkan penulis lain mengatakan gejala yang timbul pada CRD adalah:
- ayam kehilangan napsu makan secara tiba-tiba dan terlihat lesu
- warna bulu pucat, kusam dan di beberapa lokasi terjadi perlengketan terutama di sekitar anus
- terjadi inkoordinasi saraf
- tinja cair dan berwarna putih
Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan berbagai cara,
mulai dari cara yang paling sederhana yaitu tidak membeli DOC dari
produsen yang tidak diketahui dan melakukan sanitasi kandang.
Pengobatan CRD pada ayam yang sakit dapat diberikan baytrit 10% peroral,
mycomas dengan dosis 0.5 ml/L air minum, tetraclorin secara oral atau
bacytracyn yang diberikan pada air minum.
Berak Hijau
| 0 komentar
Berak Hijau
Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, demikian pula
pengobatannya. Selama ini penyakit ini diduga disebabkan oleh bakteri
sejenis Salmonella pullorum. Penularan berak hijau sangat mudah yaitu
melalui kontak langsung termasuk saat jantan mengawini betina dan
melalui pakan dan minuman yang terkontaminasi dengan ayam yang sakit.
Pengaruh penyakit ini dapat sampai ke DOC keturunan induk yang sakit.
Gejala penyakit ini adalah:
- jengger berwarna biru
- mata lesu
- napsu makan menurun
- sekitar pantat terlihat memutih dan lengket.
Upaya pencegahan merupakan hal utama antara lain dengan menjaga
sanitasi kandang, memisahkan antara ayam yang sakit memberikan pakan
yang yang baik.
Jika ayam yang terinfeksi mengalami kematian, lebih
baik ayam tersebut dibakar agar bakteri tersebut ikut mati dan tidak
menular ke ayam yang lain.
Berak Kapur
| 0 komentar
Berak Kapur
atau Pullorum
Berak kapur disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Berak kapur sering ditemukan pada anak ayam umur 1-10 hari.
Gejala yang timbul adalah :
- napsu makan menurun
- kotoran encer dan bercampur butiran-butiran putih seperti kapur
- bulu dubur melekat satu dengan yang lain
- jengger berwarna keabuan
- badan anak ayam menjadi menunduk
- sayap terkulai
- mata menutup
Penulis yang lain mengatakan gejala anak ayam yang terkena berak kapur
selain gejala yang disebutkan di atas, anaka ayam akan terlihat pucat,
lemah, kedinginan dan suka bergerombol mencari tempat yang hangat.
Berbeda dengan ayam dewasa, gejala berak kapur tidak nyata benar. Ayam
dewasa yang terkena berak kapur akan mengalami penurunan produktivitas
telur, depresi, anemia, kotoran encer dan berwarna kuning.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga sanitasi mulai
dari mesin penetasan hingga sanitasi kandang dan melakukan desinfeksi
kandang dengan formaldehyde sebanyak 40%. Ayam yang terkena penyakit
sebaiknya dipisahkan dari kelompoknya, sedangkan ayam yang parah
dimusnahkan.
Pengobatan Berak Kapur dilakukan dengan menyuntikkan
antibiotik seperti furozolidon, coccilin, neo terramycin, tetra atau
mycomas di dada ayam. Penulis lain menyebutkan pengobatan dapat
dilakukan dengan menggunakan preparat sulfonamide.
Snot/Coryza
| 0 komentar
Snot/Coryza
Disebabkan oleh bakteri Haemophillus gallinarum. Penyakit ini biasanya
menyerang ayam akibat adanya perubahan musim. Perubahan musim biasanya
mempengaruhi kesehatan ayam. Snot banyak ditemukan di daerah tropis.
Penyakit ini menyerang hampir semua umur ayam. Angka kematian yang
ditimbulkan oleh penyakit ini mencapai 30% tetapi angka morbiditas atau
angka kesakitannya mencapai hingga 80%. Snot bersifat kronis, biasanya
berlangsung antara 1-3 bulan. Ayam betina berumur 18-23 minggu paling
rentan terhadap penyakit ini. Namun menurut pengalaman kami, ayam
berumur kurang dari 16 minggu mempunyai angka kematian yang cukup tinggi
jika terkena penyakit ini. Sedangkan ayam yang sedang bertelur dapat
disembuhkan tetapi produktivitas telur menurun hingga 25%. Penularan
Snot dapat melalui kontak langsung, udara, debu, pakan, air minum,
petugaskandang dan peralatan yang digunakan.
Dari berbagai referensi yang kami dapatkan gejala penyakit Snot pada ayam adalah sbb:
- ayam terlihat mengantuk, sayapnya turun
- keluar lendir dari hidung, kental berwarna kekuningan dan berbau khas
- muka dan mata bengkak akibat pembengkakan sinus infra orbital
- terdapat kerak dihidung
- napsu makan menurun sehingga tembolok kosong jika diraba
- ayam mengorok dan sukar bernapas
- pertumbuhan menjadi lambat.
Pengobatan Snot yang diberikan adalah preparat sulfat seperti
sulfadimethoxine atau sulfathiazole, menurut beberapa penulis penyakit
ini dapat diobati dengan antibiotika seperti Ultramycin, imequil atau
corivit. Kami menggunakan preparat enrofloksacyn atau lebih dikenal
dengan Enflox produksi SHS dan saat ini kami sedang mencoba menggantinya
dengan preparat amphycillin dan colistin atau lebih dikenal dengan
Amphyvitacol produksi Vaksindo. Seorang penulis menyebutkan pengobatan
tradisional juga dilakukan dengan memberikan susu bubuk yang dicampur
dengan air dan dibentuk sebesar kelereng sesuai dengan bukaan mulut ayam
dan diberikan 3 kali sehari.
Sedangkan pengobatan tradisional
yang kami lakukan adalah memberikan perasan tumbukan jahe, kunir,
kencur dan lempuyang. Air perasan ini dicampurkan pada air minum.
Sedangkan ampasnya kami campurkan pada sedikit pakan. Selain ramuan ini
menghangatkan tubuh ayam, ramuan ini juga berkhasiat untuk menambah
napsu makan ayam. Selain memberikan obat yang diberikan bersama dengan
air minum, kami juga memberikan obat secara suntikan pada ayam yang
sudah parah. Obat yang kami berikan adalah Sulfamix dengan dosis 0.4
cc/kg BB ayam. Hal lain yang perlu dilakukan karena penyakit ini
mempunyai penularan yang sangat cepat dan luas, ayam yang terkena Snot
harus sesegera mungkin dipisahkan dari kelompoknya.
Upaya
pencegahan yang dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan kandang dan
lingkungan dengan baik. Kandang sebaiknya terkena sinar matahari
langsung sehingga mengurangi kelembaban. Kandang yang lembab dan basah
memudahkan timbulnya penyakit ini.
Jamu "Bap Team" Untuk Ayam Pelung
Kamis, 02 Mei 2013 | 0 komentar
- kunyit. 5 sdm
- kunyit putih 2 sdm
- temu ireng 2 sdm
- temu kunci 2 sdm
- temu lawak 2 sdm
- kencur 2 sdm
- tepung beras merah 3 sdm
- tepung kacang ijo 3 sdm
(semua bahan yang sudah berbentuk ekstrak/serbuk)
campurkan bahan .. seduh menggunakan :
- madu 3 sdm dan
- telor bebek 2 butir...
lalu bentuk campuran tsbt menjadi bulet bulet sebesar biji jagung... jemur hingga kering
biasanya akan menjadi kurang lebih 250 butir simpan di tempat tertutup rapat dan bebas jamur...
dosis
ayam jantan dewasa .. 2 x 1 (pada sore hari) pemberiannya seminggu 3 kali
ayam kecil dan betina.. 1 x 1 (pada sore hari) pemberiannya seminggu 2 kali
kegunaan.. untuk menambah nafsu makan.. mengurangi resiko cacingan..
menambah stamina.. menambah kekebalan tubuh ayam terhadap serangan
penyakit mencegah stres pd ayam.. dapat memperhalus suara atau
mengurangi ngorok akibat penumpukan lendir di kerongkongan...
bahan bahan penunjang...
- garnier (bawang putih tunggal) diberikan sebulan 2 kali .....1 butir
untuk ayam jantan dewasa, 1/2 butir untuk anak ayam dan betina
-
jahe.. diberika jika cuaca sedang ekstrim (jangan berlebehan) dapat
beresiko panas dalam dan gangguan pita suara terutama pada ayam pelung
jantan..
resep diatas adalah ramuan yang selama ini dipakai oleh bap team... 100% bukan REKOMENDASI DARI PIHAK MANAPUN...
SEMUA MANFAAT DARI RESEP DIATAS HANYA UNTUK TRAETMEN KESEHATAN YANG
DILAKUKAN RUTIN DALAM KESEHARIANNYA... DAN BUKAN RESEP UNTUK
MENGOPTIMALKAN SUARA AYAM PELUNG.....
Asupan Vitamin Menggunakan Buah Bagian 2
| 0 komentar
manfaat dan cara memberikan asupan vitamin dg menggunakan buah buahan
buah buahan memang sudah merupakan satu bagian terpenting dalam
treatment perawatan ap.. buah yang lazim di berikan adalah pepaya,
jeruk, pisang, tomat... kesemuanya itu berbeda fungsi dan kegunaan,
diantaranya :
1. pepaya. sangat epektif untuk menjaga kesehatan pencernaan ap
2. jeruk. dipercaya dapat mengurangi serak (ngorok yg bukan penyakit) pada ap
3. pisang.. dipercaya mengoptimalkan kelembutan suara kokok ap dan bisa
membuat nyaman tenggorokan ap terutama disaat kontes. juga sebagian
pakar ada yang menganggap pisang bisa membuat gairah kokok ap menjadi
meningkat...
4. tomat di percaya
oleh beberapa pakar bisa mendinginkan tenggorokan ap dang mengurangi
lendir yang berlebihan pada tenggorokan ap.....
kesemuanya itu
tentu tak lepas dari kegunaan vit c yang terdapat pada buah.. juga
sangat evektif dilakukan untuk prosesi pendinginan paasca kontes..
pemberian..
pemberian buah buahan bisa dilakukan kapan saja dg jenis yang mana saja
untuk asupan vit keseharian.. dan harus teratur jika dilakukan untuk
treatment menjelang kontes...
cara pemberian buah menjelang kontes...
sejak awal cermati dulu kepektifan kokok ap setelah di berikan salah
satu jenis buah diatas.. .. jika contoh jika ap diberi tomat suara
kokoknya lebih optimal. maka tomat tsbt bisa dijadikan bahan treatment
pokok pada pemeliharaan ap selanjutnya,, begitu juga dg jenis buah yang
lain
kesimpulan..
buah tomat atau apapun bagus di berikan
untuk ap tetapi harus disesuaikan dg kebutuhan dan kebiasaan si ap itu
sendiri.. pemberian buah buahan yang tidak beraturan akan berdampak
tidak baik untuk ap baik untuk kualitas suara atau kesehatan ap....
trims semoga bermanfaan terutama untuk sahahabat yang menanyakan manfaan
buah buahan untuk ap.
Langganan:
Postingan (Atom)